Kampung
Eropa atau Little Netherland merupakan sebutan untuk wilayah yang
dihuni oleh orang-orang Belanda di kota Semarang. Banyak bangunan Belanda
terdapat di Kota Semarang yang masih terawat hinggga kini salah satunya yakni
Lawang Sewu (Seribu Pintu).Bangunan yang terletak di samping Tugu Muda semarang
ini merupakan bangunan yang termasuk cagar budaya di Kota Semarang, Jawa
Tengah. Berada di pusat kota Semarang
dikelilingi bangunan dengan konsep yang lebih modern. Namun, bangunan ini tetap
berdiri kokoh dan masih sempurna artistik dan keunikannya. Dahulunya, Lawang
Sewu merupakan bangunan yang berfungsi sebagai kantor perkeretaapian jaman
Hindia Belanda atau biasa disebut dengan Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS.
Nama
Lawang Sewu di cetuskan bukan karena jumlah pintu yang terdapat pada bangunan
ini berjumlah seribu pintu melainkan mereka menghitung banyaknya daun pintu
pada bangunan yang mengandung aura mistis ini. Sejarah mencatat, bahwa pada era
pemerintah Hindia Belanda membutuhkan sarana kantor yang strategis dan mampu
menampung semua kegiatan lintas kereta api yang sangat komplek, karena kantor
stasiun yang ada ternyata tidak lagi mencukupi untuk digunakan sebagai pusat
stasiun dan kantor kereta api dan jika diperhatikan lorong-lorong di bangunan
ini dibuat menyerupai gerbong kereta api.
Lawang
Sewu selain menjadi saksi sejarah perkeretaapian Indonesia, juga menyimpan
sejarah panjang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran yang dahsyat tersebut bernama Pertempuran Lima Hari Semarang antara
rakyat Indonesia dan Militer Jepang. Pada saat itu, Lawang sewu menjadi benteng
pertahanan terakhir pertempuran yang banyak menewaskan pemuda Indonesia.
saluran pendingin |
lawang sewu dari terlihat dari atas |
bagian dalam musium |
Hal
yang membuat lawang sewu lebih berkesan mistis terletak di saluran pendingin
ruangan yang terletak dibawah tanah gedung ini. Tempat yang pada awalnya
dipergunakan sebagai tempat penampungan air sebagai pendingin ruangan saat
zaman Belanda ini beralih fungsi sebagai penjara dan tempat eksekusi para
tentara Belanda dan Rakyat Indonesia yang melawan kekuasaan Jepang setelah
Indonesia jatuh ke tangan Jepang kala itu sehingga tak salah jika hawa mistis
semakin kuat ketika pengunjung mulai memasuki ruang bawah tanah tersebut.
Terdapat beberapa tempat pesakitan di sepanjang lorong bawah tanah tersebut
tipisnya udara dan sedikitnya pencahayaan membuat lorong bawah tanah tersebut semakin
pengap,dan apabila pengunjung telah sampai pada area eksekusi yakni tempat
hukuman mati bagi para tahanan dengan cara memenggal kepalanya,akan tercium bau
tak sedap yang menusuk hidung. Gedung bersejarah ini juga semakin dikenal oleh
khalayak sejak tim “Uji Nyali” mengadakan uji nyali di tempat ini. Gedung yang
di kelola oleh PT.KAI ini saat ini mulai dipergunakan sebagai tempat seminar
ataupun pameran di Semarang yang bertujuan untuk meminimalisir anggapan
masyarakat bahwa gedung ini berhantu dan mengerikan. Selain itu gedung ini juga
diperuntukkan sebagai salah satu objek wisata kota lama Semarang yang dapat
dikunjungi pada siang ataupun malam hari dengan merogoh kocek senilai 10.000
rupiah per-orang dan 30.000 untuk membayar para guide per-sepuluh pengunjung.
Sementara untuk memasuki kawasan bawah tanah pengunjung harus membayar lagi
10.000 rupiah untuk sewa sepatu boots dan senter karena keadaan di dalam lorong
yang basah dan tak terlalu banyak pencahayaan. Di bagian timur gedung juga terdapat mini musium yang menyimpan berbagai benda bersejarah, foto-foto mengenai lawang sewu dan juga menjual berbagai aksesoris khas lawang sewu.
LAWANG SEWU
Jl. Soegiyopranoto, Semarang
Jawa Tengah
naskah, foto | nur afni rachman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar