Selasa, 05 Agustus 2014

Menjelajah Waktu Di Lawang Sewu Yang Berdaya Mistis


Kampung Eropa atau Little Netherland merupakan sebutan untuk wilayah yang dihuni oleh orang-orang Belanda di kota Semarang. Banyak bangunan Belanda terdapat di Kota Semarang yang masih terawat hinggga kini salah satunya yakni Lawang Sewu (Seribu Pintu).Bangunan yang terletak di samping Tugu Muda semarang ini merupakan bangunan yang termasuk cagar budaya di Kota Semarang, Jawa Tengah. Berada di pusat kota Semarang dikelilingi bangunan dengan konsep yang lebih modern. Namun, bangunan ini tetap berdiri kokoh dan masih sempurna artistik dan keunikannya. Dahulunya, Lawang Sewu merupakan bangunan yang berfungsi sebagai kantor perkeretaapian jaman Hindia Belanda atau biasa disebut dengan Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS.

 Nama Lawang Sewu di cetuskan bukan karena jumlah pintu yang terdapat pada bangunan ini berjumlah seribu pintu melainkan mereka menghitung banyaknya daun pintu pada bangunan yang mengandung aura mistis ini. Sejarah mencatat, bahwa pada era pemerintah Hindia Belanda membutuhkan sarana kantor yang strategis dan mampu menampung semua kegiatan lintas kereta api yang sangat komplek, karena kantor stasiun yang ada ternyata tidak lagi mencukupi untuk digunakan sebagai pusat stasiun dan kantor kereta api dan jika diperhatikan lorong-lorong di bangunan ini dibuat menyerupai gerbong kereta api.
Lawang Sewu selain menjadi saksi sejarah perkeretaapian Indonesia, juga menyimpan sejarah panjang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pertempuran yang dahsyat tersebut bernama Pertempuran Lima Hari Semarang antara rakyat Indonesia dan Militer Jepang. Pada saat itu, Lawang sewu menjadi benteng pertahanan terakhir pertempuran yang banyak menewaskan pemuda Indonesia.
saluran pendingin
lawang sewu dari terlihat dari atas
bagian dalam musium
Hal yang membuat lawang sewu lebih berkesan mistis terletak di saluran pendingin ruangan yang terletak dibawah tanah gedung ini. Tempat yang pada awalnya dipergunakan sebagai tempat penampungan air sebagai pendingin ruangan saat zaman Belanda ini beralih fungsi sebagai penjara dan tempat eksekusi para tentara Belanda dan Rakyat Indonesia yang melawan kekuasaan Jepang setelah Indonesia jatuh ke tangan Jepang kala itu sehingga tak salah jika hawa mistis semakin kuat ketika pengunjung mulai memasuki ruang bawah tanah tersebut. Terdapat beberapa tempat pesakitan di sepanjang lorong bawah tanah tersebut tipisnya udara dan sedikitnya pencahayaan membuat  lorong bawah tanah tersebut semakin pengap,dan apabila pengunjung telah sampai pada area eksekusi yakni tempat hukuman mati bagi para tahanan dengan cara memenggal kepalanya,akan tercium bau tak sedap yang menusuk hidung. Gedung bersejarah ini juga semakin dikenal oleh khalayak sejak tim “Uji Nyali” mengadakan uji nyali di tempat ini. Gedung yang di kelola oleh PT.KAI ini saat ini mulai dipergunakan sebagai tempat seminar ataupun pameran di Semarang yang bertujuan untuk meminimalisir anggapan masyarakat bahwa gedung ini berhantu dan mengerikan. Selain itu gedung ini juga diperuntukkan sebagai salah satu objek wisata kota lama Semarang yang dapat dikunjungi pada siang ataupun malam hari dengan merogoh kocek senilai 10.000 rupiah per-orang dan 30.000 untuk membayar para guide per-sepuluh pengunjung. Sementara untuk memasuki kawasan bawah tanah pengunjung harus membayar lagi 10.000 rupiah untuk sewa sepatu boots dan senter karena keadaan di dalam lorong yang basah dan tak terlalu banyak pencahayaan. Di bagian timur gedung juga terdapat mini musium yang menyimpan berbagai benda bersejarah, foto-foto mengenai lawang sewu dan juga menjual berbagai aksesoris khas lawang sewu.

LAWANG SEWU
Jl. Soegiyopranoto, Semarang
Jawa Tengah

naskah, foto | nur afni rachman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar